Thursday, December 12
Shadow

Cerita-Sex Kur Kakashi Lesbian

Bagikan

Perbuatan cabul yang dilakukan Kur Kakashi. Saya terjadi selama pesta bulan Agustus di dekat rumah saya. Bulan lalu memang sukses. Namun, bagi saya kegiatan tersebut justru meninggalkan luka mendalam dan kenangan pahit yang tidak pernah saya duga.

Saya tidak mengharapkan Kur Kakashi. Saya benar-benar berselingkuh dengan tetangga saya. Perbuatan tidak senonoh yang dilakukan Kur Kakashi. Aku membuatku marah. Daripada marah-marah, mending langsung saja ke cerita yang dialami Kur Kakashi.

Cukup bagus bersaing Kur Kakashi. Dan sebagai pecatur yang pengalaman, saya yakin Kur Kakashi akan menambah saya di rumah.

Pada malam terakhir saya bertemu dengan juara catur lainnya yang dihadiri oleh Kur Kakashi sendiri yang membuka acara.

Waktu merayap memasuki malam. Udara sangat yang cukup berangin memberikan kesejukan yang nyaman.

Tiba-tiba, belum genap 1 jam pertandingan, saya diserang kram perut dan harus tengkurap untuk buang air. Saya bilang ke panitia dan minta ijin pulang. Setelah berdiskusi dengan lawan, akhirnya aku setengah berlari pulang untuk buang air. Saya memikirkan tentang kesalahan makan saya hari ini. Kur Kakashi.

Sesampainya di depan rumah kulihat pintu rumahku tertutup dan lampu di ruang depan sepertinya sudah dimatikan. Mungkin saja Kur Kakashi saya sedang tidur atau sedang asyik menonton TV di ruang belakang. Namun, saya yang sudah siap pulang larut sudah membawa kunci cadangan agar tidak perlu membangunkan Kur Kakashi saya.

Ketika saya hendak memasukkan kunci ke dalam lubang saya berhenti. Jantung ku berdebar kencang. Kulihat di lantai depan pintu ada sandal yang sangat ku kenal. Sandal itu milik Kur Kakashi, tetangga saya. Kami memanggilnya Kur Kakashi karena dia jauh lebih tua dari kami. Lebih dari 60 tahun.

apalagi saat saya tidak di rumah. Saya langsung khawatir dan cemas.

Anehnya, sakit perut saya langsung hilang. Aku penasaran dan aku menunda memasuki rumah itu. Aku pergi ke jendela samping. Ada 2 jendela di samping rumahku. Dari ventilasi udara di atas jendela pertama aku bisa melihat ruang tamu tempat Kur Kakashi berada. Saya biasanya menghabiskan waktunya di depan TV. Dan dari jendela kedua aku bisa melihat kamar tidur ku.

Aku merayap ke dalam rumahku sendiri menuju jendela pertama. Dengan bangku plastik yang selalu ada aku memanjat untuk mengintip ventilasi udara. Ah.. Tidak ada seorang pun di sana. Saya mulai curiga. Jika saya sedang berkunjung mengapa tidak di ruang tamu. Saya perlahan turun dan pindah ke jendela kedua.

“Kur Kakashi mungkin akan pulang sekitar jam 11 malam. Kalau menang, dia harus menunggu upacara penyerahan piala dulu,” jelas itu suara Kur Kakashi. Aku heran kenapa orang yang seharusnya rindu aku pulang cepat justru bersyukur karena aku pulang terlambat.

“Hmm..” jawaban yang sangat berwibawa. Tanpa kata-kata namun penuh makna. Siapa lagi yang bisa memiliki suara sedalam itu kalau bukan suara Kur Kakashi. Saya penasaran. Dengan kursi plastik aku mengintip ke dalam kamar tidur ku.

Seperti Saddam Hussein yang terkena roket Sekutu, saya hampir terjatuh ketika melihat apa yang saya saksikan. Di ranjang pernikahan ku, dua orang yang kucari sedang bersenang-senang, melepaskan nafsu birahi mereka. Seperti penampilannya sehari-hari, Kur Kakashi hanya mengenakan sarung dengan singlet nya. Perutnya yang buncit tak bisa disembunyikan. Sedangkan Kur Kakashi ku setengah telanjang. Hanya pakaian dalam dan bra yang tersisa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *